Thursday, March 27, 2014

BAB I.3 DASAR-DASAR KEJURUAN MESIN

BAB I.3
DASAR-DASAR KEJURUAN MESIN

1.3     Material dan Pengolahan Bahan

Materi ini diperlukan karena berkaitan dengan kekuatan bahan dalam membuat suatu konstruksi.

1.3.1        Pengetahuan Material (Bahan)

Setiap orang tentunya sudah mengenal bahan, hal ini dikarenakan setiap harinya kita bertemu dan mungkin berurusan dengan barang-barang yang terbuat dari logam seperti bahan yang berujud sendok, garpu, pisau, alat-alat kendaraan, televisi dan lain sebagainya. Bahan yang ada disekitar kita tidak semuanya bisa disebut dengan bahan teknik, artinya bahan-bahan yang digunakan dalam teknik.
Bahan teknik pada dasarnya dapat di bagi dalam 2 golongan, yaitu:
§  Bahan Logam
Dimana bahan logam tersebut biasanya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
·     Penghantar listrik atau panas yang baik.
·     Dapat dibentuk dengan proses panas dan dingin.
·     Mempunyai tegangan tarik tinggi.
§  Bahan bukan logam
Dimana bahan bukan logam tersebut biasanya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
·     Tidak baik untuk penghantar listrik dan panas.
·     Sulit untuk dibentuk.
·     Tegangan tarik rendah.
·     Baik sebagai isolator atau bahan isolator.
Dalam hal ini logam pada bidang teknik permesinan adalah bahan yang sangat penting, sedangkan bahan non logam selalu dibutuhkan.
Pada proses pengolahan logam (ferro) di pabrik, terlebih dahulu digalilah bijih-bijih besi yang berupa gumpalan tanah yang mengandung pasir besi dalam pertambangan. Kemudian bijih-bijih besi tersebut diangkut ke pabrik pengolahan besi baja untuk diproses lebih lanjut. Sebelum dimasukkan kedalam dapur tinggi, bijih besi tersebut didahului proses pendahuluan :
- Penyucian
- Pemecahan
- Pembersihan
- Pemanggangan/peleburan
Maksud perlakuan  pendahuluan ini adalah, setelah di cuci bersih dari kotoran  yang melekat lalu dipecah-pecah menjadi bagian kecil yang sama besarnya dan mudah diangkut serta mudah pengerjaannya. Kemudian dimasukkan kedalam alat pemisah untuk memilah bijih besi yang banyak kandungan besinya. Proses selanjutnya di lakukan pemanggangan di dalam oven pemanas untuk mengurangi berat kadar belerang yang dalam bijih besi dan mengeluarkan kandungan zat asam arangnya.
Bijih-bijih besi ada beberapa macam jenisnya, jenis-jenis yang terpenting ialah:
-    Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O), mengandung  kadar besi 40%.
- Batu besi merah (Fe2O3), mengandung kadar besi 50%
- Batu besi maknit (Fe3O4), mengandung kadar besi antara 60%
- Batu besi kalsit (FeCO3), mengandung kadar besi 40%

1.3.2        Pengolahan Bahan

Berikut akan dibahas tentang pengolahan bahan, antara lain :

1.3.2.1   Pengolahan Besi

Seperti telah diuraikan didepan, besi di olah dari bijih besi, terutama batu besi coklat, batu besi merat dan dan batu besi magnit. Tingkat pertama ialah mereduksi bijih besi menjadi logam besi. Proses ini dikenal sebagai peleburan dalam dapur tinggi.
              

Gambar  1.21  Proses pengolahan bijih  besi

Dapur tinggi dari puncaknya diberi muatan bijih besi, kokas dan batu kapur. Kokas memberikan panas dan untuk membantu pembakaran. Dari bawah ditiupkan udara panas melalui pipa-pipa yang disebut dengan pipa tiup ke dalam dapur tinggi. Bagian-bagian bijih besi yang bukan logam bersenyawa dengan batu kapur, kemudian menjadi biji logam atau terak.
Selama pemberian panas yang merupakan proses terus menerus, besi yang mencair turun ke dasar dapur tinggi dengan membiarkan terak terapung di atasnya. Terdapat dua buah saluran dan berselang-selang terak dialirkan melalui saluran atas dan besi cair melalui saluran bawah yang kemudian di alirkan kedalam cetakan-cetakan. Balok-balok besi yang diperoleh secara demikian disebut besi kasar.

1.3.2.2   Besi Tuang

Besi tuang diproduksi dengan melebur kembali besi kasar dengan besi tua dan baja, lalu membakarnya dengan kokas dan batu kapur dalam dapur tinggi yang lebih kecil. Proses ini dikenal dapur kubah.
Panas diperoleh dari kokas dan udara panas yang ditiupkan melalui pipa tiup untuk membantu pembakaran. Besi cair turun kedasar dapur kubah, di salurkan dan dialirkan ke cetakan-cetakan. Cetakan-cetakan ini dibuat dari pasir khusus menurut bentuk model kayu yang di inginkan. Produk hasil proses ini dikenal sebagai tuangan.

1.3.2.3   Pengolahan Baja

Pengerjaan dasar dalam pengolahan baja, ialah peleburan bahan-bahan logam dan kemudian mengolahnya. Bahan bakunya untuk pengolahan baja terdiri atas:
        ·          besi dapur tinggi (besi kasar)
        ·          baja tua
        ·          bahan tambahan (batu kapur, silika dan antrasit)
Pengolahan baja modern dialihkan ke metode busur nyala api atau metode oksigen basah (metode LD dan LDAC). Selama beberapa waktu, dapur tungku terbuka diterapkan secara luas dalam pengolahan baja di Inggris.
Proses Bessemer juga diterapkan di Inggris, tetapi lebih popular di Eropa. Walaupun masih dipergunakan, metode dapur tungku terbuka dan proses Bessemer makin lama makin menjadi kuno. Dengan diperkenalkannya dapur busur nyala api dan metode oksigen basah.
Dapur busur nyala api mampu mengolah baja berkualitas tinggi dan baja campuran dari baja tua. Metode oksigen basah, yang mula-mula dikembangkan di Linz dan Donawitz di Austria merupakan metode yang sederhana dan ekonomis untuk mengolah bermacam-macam besi kasar.
Proses Kaldo yang diterapkan di Swedia berdasarkan metode dapur tungku terbuka. Daripada menambahkan oksida besi, oksigen ditiupkan pada terak. Bejana diputar untuk membantu pemindahan panas.
               Metode lain yang dikembangkan di Jerman ialah proses Rotor. Metode ini sama dengan proses Kaldo, tetapi sejumlah oksigen juga ditiupkan kedalam cairan untuk membantu pengoksidasian yang cepat. Bejana dalam proses ini juga diputar untuk membantu pemindahan panas.
Bila lapisan dapur rusak karena panas yang berlebihan, lapisan diperbaiki antara proses pembakaran dengan cara mengkondisikannya (Fettling). Cara memuat dapur dan proses peleburan diatur untuk mengurangi kerusakan lapisan, tetapi tetap diperlukan perbaikan pada setiap kerusakan. Perbaikan itu dilakukan dengan melempar dolomite, maknesit atau dalam hal-hal tertentu pasir silika kebagian yang rusak.

1.3.2.4       Dapur Tungku Terbuka Basa

Dapur tungku terbuka berbentuk seperti cawan lonjong dangkal yang dilapis dengan magnesit atau dolomite.
Mula-mula batu kapur, bijih besi dan baja tua yang diisikan, dipanaskan kemudian besi kasar cair dimuatkan. Sumber panasnya ialah gas yang dipanaskan sebelumnya dan udara atau minyak bahan bakar dan udara.
Nyala api langsung menyentuh permukaan cairan. Maksudnya ialah untuk menghilangkan kotoran-kotoran dari cairan, terutama karbon, sulfur dan fosfor. Sulfur dan fosfor dihilangkan oleh terak dan karbon terbakar sebagai gas. Contoh cairan logam berulang kali diambil dari dapur dan diuji untuk menetapkan kadar karbon dalam cairan. Bila kadar karbon yang diperlukan tercapai, terak terbentuk dengan menambahkan oksida besi dan kapur pada cairan. Karena kita dapat membentuk terak pada setiap saat yang diinginkan, maka baja dengan batas kadar karbon yang luas dapat diproses.
Pada akhir proses pengolahan dapat diberikan bahan tambahan lain pada cairan, baik kedalam dapur maupun pada waktu cairan disalurkan kedalam sendok penyerok. Dengan proses ini dapat diproduksi baja sampai 400 ton.



1.3.2.5   Proses Bessemer

Konvertor Bessemer ialah bejana baja berbentuk buah labu yang dilapis dengan bahan tahan api. Konvertor dapat dimiringkan untuk memuat dan membongkar isinya. Tidak diterapkan pemanasan, karena konvertor diisi dengan besi kasar yang sudah dalam keadaan cair.


Gambar 1.22  Konvertor Bessemer

Setelah diisi, konvertor ditegak-kan kembali dan hembusan udara dari alas dipaksakan menembus muatan cair itu; hal ini dikenal seba-gai tiupan. Setelah beberapa waktu lamanya, nyala api kelihatan pada mulut konvertor kemudian nyala api meningkat dengan cepat dan akhirnya padam, menunjukkan bahwa semua karbon, mangan dan silisium telah terbakar dari logam.
Pada tingkatan ini cairan mem-butuhkan campuran bahan-bahan lainnya untuk memberikan sifat-sifat baja yang diinginkan. Karenanya sejumlah karbon, mangan dan sili-sium yang sesuai harus ditambahkan pada cairan. Ini dilakukan dengan menambah unsur-unsur tersebut di atas dalam jumlah yang diketahui. Biasanya dalam bentuk batu bara, ferro mangan dan ferro silisium ke dalam sendok penyerok, tempat baja dialirkan.

1.3.2.6   Konvertor Martin
Suatu cara lain untuk membuat baja dari besi kasar terjadi dengan bantuan konvertor martin. Konvertor martin terdiri dari satu tungku dimana berada bahan lumeran dan pada umumnya 4 ruangan di mana gas dan udara dapat dipanaskan terlebih dahulu.
Gas dapat diperoleh dari dapur tinggi, oven kokas atau dari minyak yang di gaskan. Gas yang banyak dipakai adalah apa yang disebut gas generator. Gas yang dipanaskan terlebih dahulu dan udara membakar dan menyapu sebagai nyala api di atas cairan. Gas bekas yang panas dimasukkan melalui dua ruangan dan memanaskan ruangan tersebut.
Setelah waktu tertentu katup-katup dibalik sehingga gas dan udara yang dimasukkan mengalir melalui ruangan yang dipanaskan terlebih dahulu itu dan kemudian dengan cara pemanasan terlebih dahulu ini kita meningkatkan suhu oven. Sekalipun konvertor martin dibangun untuk pembuatan baja dari baja tua, ternyata oven juga berguna untuk fabrikasi baja dari besi kasar dan besi tua atau bijih. Nyala api yang me-nyapu memanaskan isi oven dan mengoksidasikan campuran tambah-an. Dengan bahan imbuh campuran tambahan yang diosidasikan mem-bentuk terak. Terak ini akan menutup hubungan lanjut dari isi oven dengan nyala api, jikalau dalam cairan tidak ditambahkan besi tua atau bijih.

Gambar 1.23  Konvertor Martin

Zat asam dari sini mengoksidasi-kan yaitu dalam cairan, campuran tambahan seperti zat arang, silisium, mangan dan sebagainya. Hasil yang terbakar naik melalui cairan lapisan bawah juga bersentuhan dengan nyala api. Setelah kira-kira 6 jam proses berakhir dan oven dapat disalurkan.
Hasil akhir konvertor martin disebut baja martin. Baja ini bermutu baik, karena susunannya dapat ditentukan dengan teliti disebabkan proses yang memakan waktu yang panjang. Oleh karena itu baja ini ber-guna untuk pembuatan konstruksi dan bagian-bagian mesin (seperti baut, poros, poros engkol, batang penggerak dan pasak).

1.3.2.7       Dapur Listrik Busur Cahaya

Dapur ini terdiri atas tungku baja berbentuk bulat yang dangkal, dilapis dengan bahan tahan api. Tiga batang elektroda karbon yang dapat dinaik-kan dan diturunkan, masuk ke dalam dapur melewati tutup dapur dan menyentuh logam yang akan dilebur.
              

Gambar 1.24  Dapur Listrik Busur cahaya
Arus listrik dialirkan melalui elektroda-elektroda itu dan mem-bentuk sirkuit dengan logam. Bila sirkuit tercapai, elektroda-elektroda dinaikkan, maka arus meloncati celah antara ujung-ujung elektroda dan logam. Bunga api yang menjembatani celah itu disebut busur cahaya. Panas yang dibangkitkan oleh busur cahaya menyebabkan logam menjadi cair. Proses ini dapat memproduksi sampai 20 ton baja berkualitas tinggi.

1.3.2.8       Proses Oksigen Basa (Proses L.D.A.C)
Mula-mula dikembangkan di Linz dan Donawitz di Austria sebagai proses L.D., kemudian dikembangkan lebih lanjut di Luksemburg sebagai proses LDAC. Proses ini merupakan metode yang sederhana, ekonomis dan berhasil  baik dalam pengolahan baja. Dipergunakan sejenis dapur yang sederhana.
Pancaran oksigen bertenaga tinggi dari atas di injeksikan ke dalam besi cair. Oksigen mengalir lewat pengabut yang didinginkan dengan air, yang disebut tombak, yang memungkinkan baja bebas nitrogen dapat diproduksi dengan cepat. Oksigen yang dimasukkan melalui tombak bereaksi dengan karbon, sili-sium dan mangan dalam besi mem-bangkitkan panas yang diperlukan untuk pengolahan. Dalam proses pengolahan baja ini tidak dibutuhkan panas dengan jalan lain.
Untuk menangani besi yang mengandung banyak fosfor, yang kadang-kadang diolah di Inggris dan Eropa, dibutuhkan banyak kapur. Kapur itu dimasukkan dari sebuah alat pembagi, yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tombak, bersama-sama dengan pancaran oksigen. Jumlah kapur yang dimasukkan tergantung pada kadar fosfor bijih besi. Inilah proses LDAC. Kapur memasuki daerah suhu tinggi dan membentuk terak basa yang mampu meniadakan fosfor dari cairan. Terak ini disalurkan pada sebahagian perjalanan selama proses peleburan berlangsung dan terbentuk terak baru.

1.3.3        Jenis-jenis Logam
Pembagian jenis-jenis logam dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu:

1.3.3.1       Logam Ferro
Logam ferro yang dimaksud disini adalah logam besi. Logam besi dalam pemakaiannya terlampau lunak, sehingga dipadukan dengan zat arang untuk mendapatkan sifat kekerasan. Adapun menurut pembagiannya logam ferro dibagi menjadi:
a.        Besi Tuang
Komposisi : Campuran besi dan karbon, kadar karbon sekitar 4%
Sifat : Rapuh, tidak dapat ditempa, baik untuk dituang, kuat dalam pemadatan, lemah dalam tegangan. Penggunaan : Alas mesin, meja datar, badan ragum, bagian-bagian mesin bubut, blok silinder, cincin torak.
b.    Besi Tempa
Komposisi : 99% besi murni dengan sidikit kotoran. Sifat : Dapat ditempa, liat, tidak dapat dituang, tetap seperti adonan bila dipanasi. Penggunaan : Rantai jangkar, kait keran, landasan kerja plat.
c.     Baja Lunak
Komposisi : Campuran besi dan karbon. Kadar karbon 0,1% - 0,3%. Sifat : Dapat ditempa, liat. Penggunaan : Mur, baut, sekrup, pipa, keperluan umum dalam pembangunan.
d.    Baja Karbon Sedang
Komposisi : Campuran besi dan karbon. Kadar karbon 0,4% - 0,6%. Sifat : Lebih kenyal daripada keras. Penggunaan : Benda kerja tempa berat, poros, rel baja
e.    Baja Karbon Tinggi
Komposisi : Campuran besi dan karbon. Kadar karbon 0,7% - 1,5%. Sifat : Dapat ditempa, dapat disepuh keras dan dimudakan, mudah ditempa. Penggunaan : Kikir, pahat, gergaji, tap, stempel, alat-alat mesin bubut dan sebagainya.
f.      Baja Cepat Tinggi
Komposisi : Baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobal, chrom atau tungsten. Sifat : Rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kerasnya, dapat disepuh keras dan dimudakan. Penggunaan : Mesin bubut, alat-alat mesin, mesin bor dan sebagainya.

1.3.3.2       Logam Non Ferro
Logam Non Ferro disebut juga dengan logam bukan besi, karena tidak mempunyai kandungan besi (Fe).               Menurut massa jenisnya logam non ferro dibedakan 2 macam yaitu :
·      Logam Berat
Semua logam bukan besi yang mempunyai massa – jenis > 5 kg/dm3.
Contoh : Tembaga (Cu), Seng (Zn), Crom (Cr), Nikel (Ni), dll.
·      Logam Ringan
Semua logam bukan besi yang mempunyai massa – jenis < 5 kg/dm3.
Contoh : Aluminium (AI), Titanium (Ti), Magnesium (Mg), Berylium (Be).
·      Logam Mulia
Logam mulia tersebut dikategorikan juga termasuk logam berat, tetapi mempunyai sifat-sifat khusus seperti :
Tahan terhadap bahan kimia, tahan terhadap korosi, dll.
Contoh : Emas (Au), Platina (Pt), Perak (Ag).

Dari logam non ferro berat yang penting dalam paduan disebut tembaga, timah dan timbal. Dalam paduan ini dapat digunakan logam-logam berat sebagai unsure paduan seperti seng, antimon, perak, emas dan cadmium. Logam non ferro berat nikel, molibden dan wolfram merupakan elemen penting sebagai elemen paduan dalam baja. Logam non ferro ringan yang penting dalam paduannya disebut aluminium dan maknesium.
Sifat mekanik logam non ferro pada umumnya tidak baik, tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan paduan. Sedangkan pada umumnya logam non ferro tahan terhadap korosi, hal ini disebabkan kulit korosi yang kuat. Beberapa logam non ferro seperti tembaga dan aluminium mempunyai daya penghantar panas dan daya penghantar listrik yang baik.
a.    Tembaga        
Warna : Coklat kemerah-merahan. Sifat : Dapat ditempa, liat, penghantar panas dan listrik yang baik, kukuh. Penggunaan : Suku bagian listrik, pemipaan, alat-alat dekorasi dan sebagainya
b.    Aluminium
Warna : Biru Putih. Sifat : Dapat ditempa, liat, bobot ringan, peng-hantar yang baik, baik untuk dituang. Penggunaan : Alat-alat masak, reflec-tor, industri mobil, industri pesawat terbang
c.     Timbel
Warna : Biru kelabu.. Sifat : Dapat ditempa, sangat liat, tahan korosi air dan asam, bobot sangat berat.. Penggunaan ; Kabel, baterai, bubungan atap.
d.    Timah
Warna : Bening keperak-perakan. Sifat : Dapat ditempa, liat tahan korosi. Penggunaan : Melapisi lembaran baja lunak (pelat timah), industri pengawetan.

1.3.3.3       Campuran Non Ferro
Campuran non ferro ini merupakan campuran antara logam non ferro berat maupun logam non ferro ringan. Yang termasuk campur-an non ferro antara lain:
a.    Loyang
Komposisi : Tembaga 65%, seng 35%. Sifat : Empuk, lunak. Peng-gunaan : Batang, kawat, sekrup, paku keeling, tuangan.

b.    Perunggu Fospor
Komposisi: Tembaga 90%, timah 9%, fosfor 1%. Sifat: Kenyal, tahan korosi dengan baik. Penggunaan : Bantalan mesin, pompa air

c.     Duralumin
Komposisi: Aluminium 95%, tembaga 4%, mangan 1%. Sifat : Dapat ditempa, liat, dapat dipukul dengan palu, direntang. Bobot: Ringan, kukuh. Penggunaan : Pesawat terbang, suku bagian kendaraan, paku keeling, mur, baut.
d.    Pelat Timah
Lembaran tipis baja lunak dilapis timah pada kedua belah sisi dan pada semua tepinya. Harus berhati-hati benar dalam menangani dan menyimpan pelat timah. Lembaran pelat timah harus disimpan dengan kertas atau bahan lain yang sesuai di antara setiap pelat untuk mencegah lepasnya lapis timah karena sesuatu hal. Bila lapis timah hilang akan timbul karatan. Pelat timah harus diberi tanda dengan pensil tajam dan dipotong tepat menurut garis itu. Tepi potongan harus dilapis dengan pateri, juga untuk mencegah terjadinya karatan. Bila tepi potongan berada pada sambungan, maka pematerian tepi dilakukan pada waktu memateri sambungan.Pelat timah sama sekali tidak boleh dipukul dengan martil. Harus dipergunakan kayu keras atau martil kayu. Landasan pande timah atau potongan-potongan kayu keras yang sesuai bentuknya dapat diper-gunakan sebagai sarana pembentuk.

1.3.4  Sifat-Sifat Logam
Untuk dapat menggunakan bahan teknik dengan tepat, maka bahan tersebut harus dapat dikenali dengan baik sifat-sifatnya yang mungkin akan dipilih untuk dipergunakannya. Sifat-sifat bahan tersebut tentunya sangat banyak macamnya.
              
1.3.4.1       Sifat-Sifat Umum Logam
Secara umum sifat-sifat bahan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.    Sifat Kimia
Dengan sifat kimia diartikan sebagai sifat bahan yang mencakup antara lain kelarutan bahan tersebut terhadap larutan kimia, basa atau garam dan pengoksidasiannya terhadap bahan tersebut. Salah satu contoh dari sifat kimia yang terpenting adalah : korosi. Sifat teknologi adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam proses pengolahannya. Sifat ini harus diketahui terlebih dahulu sebelum mengolah atau mengerjakan bahan tersebut. Sifat – sifat teknologi ini antara lain :
Sifat mampu las (Weldability), sifat mampu dikerjakan dengan mesin (Machineability), sifat mampu cor (Castability), dan sifat mampu dikeraskan (Hardenability).
b.        Sifat Fisika
Sifat fisika adalah perlakuan bahan karena mengalami peristiwa Fisika, seperti adanya pengeruh panas, listrik dan beban. Yang termasuk golongan sifat fisika ini adalah : sifat panas, sifat listrik, sifat mekanis.
c.         Sifat Panas
Sifat-sifat yang timbul karena pengaruh panas yaitu : sifat-sifat karena proses pemanasan dan karena perubahan bentuk atau ukuran karena pengaruh panas (pemuaian/penyusut-an). Pengaruh panas panas dapat juga merubah struktur bila kombinasi pemanasan dan pendinginan dilaku-kan pada kecepatan waktu tertentu. Hal ini banyak mempengaruhi atau dapat merubah sifat mekanis dari bahan tersebut. Proses ini dikenal dengan nama perlakuan panas atau “heat-treatment”.
e.    Sifat Listrik
Sifat listrik dari bahan adalah penting, karena sifat dari bahan inilah sekarang banyak digunakan untuk Televisi, Radio, dan Telepon. Sifat – sifat listrik dari bahan yang terpenting adalah : ketahanan dari suatu bahan terhadap aliran listrik dan daya hantarnya, dan tidak semua bahan mempunyai daya hantar listrik yang sama. Bahan bukan logam, seperti misalnya keramik, plastik adalah penghantar listrik yang tidak baik, oleh karena itu bahan ini dipergunakan sebagai “Isolator”.. Semua bahan logam dapat mengalirkan arus listrik, akan tetapi logam yang paling baik untuk penghantar listrik adalah alumi-nium dan tembaga. Oleh karena itulah dalam teknik listrik bahan tersebut banyak dipergunakan sebagai Kon-duktor, Kabel, Panel Penghubung dan alat-alat listrik lainnya.
f.      Sifat Mekanik
Sifat mekanik suatu bahan adalah kemampuan bahan untuk menahan beban-beban yang dikenakan kepadanya. Dimana beban-beban tersebut dapat berupa beban tarik, tekan, bengkok, geser, puntir, atau beban kombinasi.

1.3.4.2     Sifat-Sifat Mekanik Logam

Sifat–sifat mekanik logam seperti yang telah diuraikan pada sifat umum logam, dimana bahan logam harus mampu dikenakan beban kepadanya. Hal ini dilakukan untuk pengerjaan atau perlakukan lebih lanjut. Adapun sifat-sifat mekanik yang terpenting antara lain :
a.    Kekuatan (strenght) menyatakan kemampuan bahan untuk me-nerima tegangan tanpa menyebab-kan bahan tersebut menjadi patah Kekuatan ini ada beberapa macam, dan ini tergantung pada beban yang bekerja antara lain dapat dilihat dari kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan puntir, dan kekuatan bengkok.
b.   Kekerasan (hardness) dapat didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk tahan terhadap goresan, pengikisan (abrasi), penetrasi. Sifat ini berjkaitan erat dengan sifat keausan (wear resistance). Dimana kekerasan ini juga mempunyai korelasi dengan kekuatan.

c.   Kekenyalan (elasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk me-nerima tegangan tanpa mngakibat-kan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan. Bila suatu bahan mengalami tegangan maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila tegangan yang bekerja besarnya tidak melewati suatu batas tertentu maka perubahan bentuk yang terjadi bersifat sementara, pe-rubahan bentuk ini akan hilang bersama dengan hilangnya tekanan, maka sebagian bentuk itu tetap ada walaupun tegangan telah dihilangkan.
Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak perubahan bentuk elastis yang dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai terjadi, dengan kata lain kekenyalan manyatakan kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah menerima beban yang menimbulkan deformasi.
d.   Kekakuan (stiffness) menyata-kan kemampuan bahan untuk menerima tegangan atau beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi. Dimana dalam beberapa hal kekakuan ini lebih penting dari pada kekuatan.
e.   Plastisitas (plasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk me-ngalami sejumlah deformasi plastis yang permanen tanpa meng-akibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat diperlukan bagi bahan yang akan diproses dengan berbagai proses pembentukan seperti, forging, rolling, extruding dan sebagainya. Sifat ini sering juga disebut sebagai keuletan atau kekenyalan (ductility). Bahan yang mampu mengalami deformasi plastis yang cukup tinggi dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan atau ke-kenyalan tinggi, dimana bahan tersebut dikatakan ulet atau kenyal (ductile). Sedanga bahan yang tidak menunjukkan terjadinya deformasi plastis dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan yang rendah atau dikatakan getas atau rapuh (brittle).

f.     Ketangguhan (toughness) menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat ini sulit untuk diukur.

g.   Kelelahan (fatique) merupakan kecenderungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan berulang-ulang (cyclis stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastisitasnya. Sebagian besar darikerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan oleh kelelahan. Karenya kelelahan merupakan sifat yang sangat penting tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang mempengaruhinya.

h.   Keretakan (crack) merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya merupakan fungsi waktu, dimana pada saat bahan tersebut menerima beban yang besarnya relatif tetap.
Berbagai sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara pembebanannya, yaitu sifat mekanik statik, sifat terhadap beban statik, yang besarnya tetap atau berubah dengan lambat, dan sifat mekanik dinamik, sifat mekanik terhadap beban, yang berubah-rubah atau mengejut. Ini perlu dibedakan karena tingkah laku bahan mungkin berbeda terhadap cara pembebanan yang berbeda.

0 comments:

MAJALAH OTOMOTIF

LINK ME

www.m-edukasi.web.id blog guru
Sahabat Edukasi
PRODUKTIF AREA. Powered by Blogger.